Percepatan dalam Bisnis
Dalam berbisnis ada kata sukses, dan ada kata gagal. Setiap orang
yang terjun ke dalam dunia bisnis, ia akan mengalami dua hal tersebut.
Jika ia belum menemukan salah dari dua hal tersebut, cepat atau lambat,
salah satu dari dua hal tersebut akan datang kepadanya. Saya punya
kata-kata yang menurut saya bagus dan valid. Seseorang belum dikatakan
menemukan kesuksesan sebelum jatah gagalnya habis. Jika sekarang ia
belum menemukan kegagalan, suatu saat nanti ia pasti akan gagal.
Bagaimana cara kita mengetahui jatah kegagalan kita? Bagaimana cara kita
mengetahui kapan waktu kesuksesan itu datang? Jawabannya hanya satu,
banyak mencoba!
Pertanyaannya sekarang adalah sukses dalam hal apa, dan gagal dalam
hal apa? Ini Cuma bahasa penulis. Bahasa penulis kadang berbeda dengan
bahasa realita. Yang mana yang benar? Anda yang mencoba akan menemukan
jawabannya. Nah lo?
Kembali ke notebook, adalah benar jika setiap orang ingin sukses.
Begitu juga dengan seorang pengusaha atau enterpreneur. Pertanyaanya
adalah kapan? Dari tadi kok ngomong pertanyaan mulu. Seberapa cepatkah bisnis yang kita bangun dapat membawa kesuksesan pada kita? Mau tau jawabannya? Sabar.
Pada acara TDA Kampus kemaren, dihadirkan seorang pengusaha muda
berusia 19 tahun tapi punya penghasilan 160 juta per bulan. Belau sudah
menyelami dunia pengusaha sejak SMP-kalau gak salah. Sudah banyak pahit
manis yang ia lewati dan akhirnya sekarang diumurnya yang baru saja 19
tahun, ia sudah memeiliki penghasilan sebesar itu dan sudah punya
perusahaan sendiri dengan ia sebagai CEO-nya. Waduh, saya aja sekarang
udah umur 21 masih aja kuliah. Namanya, Hamzah Izzulhaq. Beliau peraih
Ciputra Young Entrepreneur of The Year 2011. Kehadiran beliau di acara
TDA Kampus kemaren sangat memberi inspirasi yang luar biasa pada semua
orang, khususnya diri penulis.
Berikut catatan untuk yang pengen bisnisnya punya percepatan.
1. Bergabunglah dengan komunitas bisnis.
Bergabung dengan komunitas bisnis dapat membuat semangat dalam
berbisnis terjaga. Kita akan dapat masukan yang lebih banyak, dapat
kenalan dan jaringan yang lebih banyak, serta ketika ada masalah, di
komunitas kita bisa berbagi mencari solusi untuk masalah tersebut. Salah
satu contoh komunitas bisnis adalah komunitas Tangan Di Atas.
2. Jangan mulai dari nol.
Secara pribadi mungkin untuk poin ke dua ini saya agak kurang setuju.
Karena tidak semua bisnis yang dimulai dari nol itu gagal total.
Seperti kisah pecel Lele Lelanya mas Rangga Umara yang memulai bisnis
pecel lele dari nol. Memang menemukan kegagalan, tapi ia juga menemukan
tangga untuk bangkit dari gagal tersebut.
Tapi untuk percepatan, saya kira benar juga, kita jangan mulai bisnis
dari nol. Ini berdasarkan pengalaman pribadi mas Hamzah, beliau
bercerita tentang bisnis yang ia bangun ketika masih kelas 2 SMA. Ia
bangun bisnis tersebut dari nol, dan ternyata tak bertahan lama atau
mengalami kegagalan. Akhirnya yang membuat ia dapat melonjak
kesuksesannya adalah dengan mengakuisisi atau mengajak kerjasama dengan
bisnis yang sudah jalan yang sedang terkendala masalah, kemudian
menggerakkannya.
3. Take Action!
Bicara soal take action, tidak lepas dari bicara tentang teori.
Karena apa? Karena aksi adalah bentuk implementasi dari teori. Kita
tentunya sudah banyak mendapatkan materi tentang binis, sukses dan
sebagainya. Tinggal bagaimana agar itu semua terealisasi dengan baik.
Jawabannya hanya satu, ya take action! Lakukan saja! Karena ketika kita
take action, kita akan dapat pelajaran tersendiri. Untuk dapat take
action, butuh perlengkapan, namanya keberanian. Seperti yang dilakukan
oleh mas Hamzah ketika masih kelas 2 SMA. Ia menawar sebuah rumah
seharga 5M. Anak SMA mau beli rumah 5M?!
Pak, ini rumah harganya berapa
5M, jawab yang punya rumah. Ini bocah ujuk-ujuk datang nawar rumah, ujar yang punya rumah dalam hati.
2M mau gak Pak?
Wah gak bisa dek
Oke! makasih Pak pergi.
Itu bentuk ilustrasi lucunya dari penulis. Tapi intinya adalah
bagaimana kita berani berbuat. Berani dulu, yang lain ntar nyusul.
4. Dekatkan diri dengan Tuhan dan Orang Tua.
Orang sukses itu tidak lepas dari kemurahan Tuhan Yang Maha Esa dan
oleh lingkungannya. Lingkungan yang sangat berpengaruh adalah keluarga
kita, orang tua. Jika orang tua tidak rela dengan kita berbisnis,
ujuk-ujuk bisnis kita bakalan gak beres. Percaya deh!
Hal yang paling utama adalah selalu berdia pada-Nya agar bisnis kita
lancar dan sukses. Kalau sudah sukses jangan sombong, jangan lupa untuk
bersyukur pada-Nya. Kadang kita angkuh merasa kuat, merasa kita tak
butuh bantuan siapapun. Padahal semua tergantung kehendak-Nya. Sebanyak
apapun usaha kita untuk sukses dalam bisnis, kalau Yang Di Atas gak
izinin buat sukses, ya bakal gagal. Makanya moto TDA Kampus itu, berdoa,
berbuat, menebar manfaat.
5. Sedekah
Ini nih yang sesuai banget dengan slogan terakhir, menebar manfaat.
Allah udah bilang, kalau kita memberi, nikmat kita akan ditambah. Rezeki
kita akan ditambah. Sukses kita akan ditambah.
Sebenarnya masing-masing materi itu dapat dijelaskan lagi lebih
banyak dan lebih dalam. Tapi berhubung penulis cuma nyatet poin-poin
aja, ya segitu dulu deh untuk percepatan dalam bisnis.
Say No To Galau!
Setiap orang ingin sukses. Tidak ada yang tidak menginginkan hal itu.
Sang Pencipta sebenarnya sudah menggariskan pada setiap manusia bahwa
suatu saat ia akan sukses. Pertanyaannya adalah sukses dalam hal apa,
benar? Sebenarnya setiap menusia punya potensi untuk sukses, akan tetapi
terkadang kita lupa akan potensi kita. Ada yang tau potensinya, tapi ia
tidak tau menggunakannya, akhirnya tidak melakukan apa-apa. Ada yang
tau potensi mereka, tau juga apa yang akan mereka lakukan. Tapi nyatanya
tak ada keberanian untuk melakukannya. Tidak yakin. Takut gagal. Takut
ini itu. Akhirnya apa? Galau!
Untuk mengatasi perasaan galau tersebut, TDA Kampus menghadirkan
seorang motivator nasional character building. Beliau adalah penggagas
Gerakan Indonesia Berkarakter. Beliau juga menulis buku, diantaranya
Ngapain Nunggu Tua Kalau Mau Kaya, dan Say No To Galau! yang baru
terbit. Beliau adalah Archan Sang Provokator.
Seperti biasa, mas Archan kalau ngisi acara pasti diawali dengan
musik spektakulernya. Seperti biasa juga kalau beliau ngisi acara,
perhatian kita gak lepas dari dia, sampai-sampai lupa nyatet materi. Nah
lo? Perhatian kita terbawa sama penguasaan panggungnya yang luar biasa.
Hanya ada beberapa hal yang tercatat pada notebook saya. Pertama,
tentang membangun mindset kita sebagai pengusaha. Jika kita punya impian
besar, keinginan besar, maka imbangi dengan pemikiran besar.
Setiap orang saya pikir punya impian. Saran beliau adalah tuliskan
impian kita itu pada dream book kita, kita ingin mobil apa, cetak
fotonya, tempel di sana. Kalo ingin rumah, kayak apa, cetak gambarnya,
tempel lagi. Nanti kalau bangun tengah malam, habis solat, berdoa, buka
buku impian kita itu, bilang pada Allah saat bedoa, Ya Allah, Kau tau
yang ku mau. Spesifik. Doa kita spesifik dan jelas. InsyaAllah terkabul.
Kedua, tentang ide. Kadang kita susah nyari ide. Waktunya lagi gak
mikirin ide, tiba-tiba idenya muncul. Solusinya, catat ide itu. Kemudian
perkaya ide kita dengan berbagi cerita dengan orang, lebih bagus lagi
jika bergabung dengan komunitas, maka berbagi cerita dengan mereka. Kita
butuh untuk mengkomunikasikan ide kita dengan jelas pada orang yang
tepat. Hal tersebut dilakukan supaya ada masukan yang tepat dan
membangun. Setelah itu, sesering mungkin wujudkan ide itu dengan daya
ungkit kita. Terakhir, ide dan impian itu, tak akan berguna kalau kita
tidak melakukan tindakan untuk membangunnya. Mulailah dari hal kecil
yang merupakan langkah kecil mencapai tujuan tersebut. Karena hal kecil
tersebut akan membawa kita pada hal besar nantinya.
Itu baru catatan dua pembicara pertama. Untuk dua pembicara
berikutnya, mohon maaf ya mas Andi sama mbak Febrizky saya gak nyatet.
Gimana mau nyatet coba, kalo selama ngisi acara mas Andi bikin saya
ngakak terus. He he he.Udah dulu ya.
Semoga bermanfaat.
0 Komentar