Kebenaran dan Kebaikan (Mindset Aqidah part 5)
Sejatinya, segala yang benar itu baik, dan segala yang baik itu benar. Sebab bila kebenaran berbeda dengan kebaikan maka akan terjadi ketidakutuhan.
Allah sengaja menciptakan manusia dengan berbagai bentuk pola pikir, pola rasa, dan pola keyakinan.
Sehingga dengan perbedaan itu, secara tidak langsung terjadilah distorsi makna : yang benar belum tentu baik, yang baik belum tentu benar. Atau ada yang memaknai : setiap yang benar pasti baik, setiap yang baik belum tentu benar. Atau malah dimaknai justru yang benar belum tentu baik, tapi yang baik itu pasti benar. Terserah deh hehe
Akhirnya, saya ambil jalan tengah. Kebenaran itu sifatnya pasti subyektif, sedangkan kebaikan itu sifatnya kondisional objektif. Kebenaran itu baik di hadapan Allah, sedangkan kebaikan itu benar di hadapan orang yang sedang di hadapi.
Contoh : menegakkan sholat adalah kebenaran, sedangkan membantu sesama adalah kebaikan, walaupun sebenarnya membantu sesama pun adalah kebenaran, dan menegakkan sholat adalah kebaikan.
Namun kenyataannya sering terjadi ada orang yang rajin sholat (benar) tapi pelit (tidak baik), lain sisi ada orang yang jarang sholat (tidak benar) tapi suka menolong (baik), akhirnya terkesan cerailah antara kebenaran dan kebaikan.
Sahabat, mari kita satukan lagi yang benar dan yang baik, karena semua yang baik dan benar berasal dari Allah.
Nah, jika Anda merasa kesulitan mengajak orang lain ke jalan yang Anda anggap benar, maka cukup perlakukan mereka dengan baik, sebab ajakan dari orang baik akan sulit ditolak. Alhaqqu mirrobbik.
Salam Tauhid
0 Komentar