Aku berjuang diantara penah dan buku-buku yang melingkari waktuku. Kukumpulkan huruf-huruf yang berhamburan di jiwa, diraga, di fikiran.
Kukembangkan layar hayal untuk mengharumi samudra pada simpang kehidupan. Dengan tatap mata yang tajam memandang hari depan yang merindukan harapan.
Cangkulku adalah renungan, mata hatiku adalah pisau, aku akan kupas apa yang aku mau, air mata kekasihku aku anggap syair kehidupan.
Bulanglah yang memberiku mimpi-mimpi, anginglah yang mengajakku untuk mencari,,,,,
walaupun aku masih tak mampu untuk menjawab tentang teka-tekiku sendiri.??????
Aku tetap aku siapa pun tak perlu tahu. Aku adalah aku siapapun tak perlu tahu , aku adalah aku yang tidak pernah engkau tahu dan apa juga yang engkau sangka.
Diriku hanyalah insan biasa yang menjadi bahagian dari simpang kehidupan.
Kalau pentas ini punya skenario di mana posisi diriku sebenarnya.
Atau pentas ini sudah menjadi bahagian dari pentasku. Tidak aku belum bisa menerimanya. Kelak pentas ini menjadi pentasku sesungguhnya.
0 Komentar