Setiap manusia dibekali akal oleh sang ilahi dan itu adalah kodrat sebagai individu yang namanya manusia. Bagaimana tidak andaikan manusia hidup di muka bumi ini tanpa satu pun yang bekerja. Maka saat itu juga di detik itu pun tidak ada yang mampu bertahan hidup. Coba kita kaji sedetail mungkin contoh kecilnya saja adalah ketika tidak ada petani mungkin tidak ada beras, coba ketika tidak ada nelayan mana mungkin kita bisa makan ikan, coba ketika tidak ada yang bekerja di pemerintahan siapa yang mengatur kehidupan ini, coba andaikan guru tidak ada siapa ngajarin anak-anak ?
Itulah hanyalah contoh sebahagian kecil, maka dengan beragam aktivitas bekerja dari orang satu dan yang lainnya maka tercipta sudut kebutuhan sendiri seperti yang saya katakan sebelumnya, untung ada petani kita makan nasi dengan proses padi jadi beras hingga nasi, begitu juga dengan para penjahit pakaian andaikan iya mungkin ga bekerja sebagai tukan jahit mungkin kita ga berpakaian, jadi ternyata bekerja berdasarkan inovasi satu kesatuan mahluk sosial membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Kompetensi dalam bekerja sekarang kita lihat semakin merujuk pada bahagian persaingan yang menjadikan muncul stikma dalam berkompetisi di dalam pekerjaannya.
Banyak diantara kita begitu bekerja dalam kondisi yang tidak memungkinkan iya malah minggat dari pekerjaan yAng mereka rasa tidak ada kemajuan ataukah faktor yang ingin memasuki pekerjaan baru.
Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk maka seiring itu juga pekerjaan semakin banyak tapi karena sebaliknya semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka semakin sempit ruang pekerjaan.
Namun dalam melihat kontes yang ada tidak perlu berkecil hati karena Tuhan tidak akan mungkin meberikan kita kesempatan hidup jikalau iya tidak memberikan rezeki, entah itu besar atau kecil semuanya sama di mata Allah hanya saja manusia itu sendiri yang merasa kurang bersyukur pada hal iya terdapat sisi yang kita tidak pernah bayngkan. Contoh andaikan kita di berikan rezeki sedikit, tapi disisi lain keluarga kita atau bahkan kita sendiri yang masih tetap bugar dan menikmati indahnya karunia Allah, dibanding ketika di beli rezeki banyak tapi kita dan bahkan keluarga kita sedit-sedikit masuk rumah sakit, sedikit-sedikit anak anaknya terkontiminasi dengan Narkoba misalnya. Dari semuanya itu terdapat hikmah bagi kaum yang berfikir.
0 Komentar